Friday, January 21, 2011

Sebab Al-Nuzul Ayat 59 SUrah AL Ahzab

Surat Al-Ahzab ayat 59 berisikan perintah tentang keharusan wanita memakai jilbab bila keluar rumah.
Artinya “Hai Nabi,katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu, dan istri-istri kaum mukmin: “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka.” Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah di kenal, karena itu mereka tidak diganggu.Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.(Al-Ahzab:59)
Berdasarkan terjemahan Qur’an surat Al-Ahzab:59 diatas, Allah Ta`ala telah memerintahkan kepada Rasulullah agar dia (Rasulullah) menyuruh wanita-wanita mukimin, terutama istri-istri dan anak-anak perempuan beliau karena keterpandangan mereka, agar mengulurkan jilbab keseluruh tubuh mereka. Sebab cara berpakaian demikian membedakan mereka dari kaum jahiliah dan budak-budak perempuan.
Sabab nuzul diturunkannya ayat ini telah dikemukakan oleh Said bin Manshur, Saad, Abd bin Humaid, Ibnu Mundzir, dan Ibnu Abi Hatim yang bersumber dari Abi Malik: Dulu istri-istri Rasulullah Saw. keluar rumah untuk keperluan buang hajat. Pada waktu itu orang-orang munafik mengganggu dan menyakiti mereka. Ketika mereka ditegur, mereka menjawab, “Kami hanya mengganggu hamba sahaya saja.” Lalu turunlah ayat ini yang berisi perintah agar mereka berpakaian tertutup supaya berbeda dengan hamba sahaya.[1]
Telah dijelaskan diatas bahwa Allah Swt. memerintahkan Nabi saw. untuk menyampaikan suatu ketentuan bagi para Muslimah. Ketentuan yang dibebankan kepada para wanita Mukmin itu adalah: yudnîna ‘alayhinna min jalâbîbihinna (hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka).
Kata jalâbîb merupakan bentuk jamak dari kata jilbâb. Terdapat beberapa pengertian yang diberikan para ulama mengenai kata jilbab. Ibnu Abbas menafsirkannya sebagai ar-ridâ’ (mantel) yang menutup tubuh dari atas hingga bawah.[2] Al-Qasimi menggambarkan, ar-ridâ’ itu seperti as-sirdâb (terowongan).[3] Adapun menurut al-Qurthubi, Ibnu al-’Arabi, dan an-Nasafi jilbab adalah pakaian yang menutupi seluruh tubuh.[4] Ada juga yang mengartikannya sebagai milhafah (baju kurung yang longgar dan tidak tipis) dan semua yang menutupi, baik berupa pakaian maupun lainnya.[5] Sebagian lainnya memahaminya sebagai mulâ’ah (baju kurung) yang menutupi wanita[6] atau al-qamîsh (baju gamis).[7]
Meskipun berbeda-beda, menurut al-Baqai, semua makna yang dimaksud itu tidak salah.[8] Bahwa jilbab adalah setiap pakaian longgar yang menutupi pakaian yang biasa dikenakan dalam keseharian dapat dipahami dari hadis Ummu ‘Athiyah ra:
Rasulullah saw. memerintahkan kami untuk keluar pada Hari Fitri dan Adha, baik gadis yang menginjak akil balig, wanita-wanita yang sedang haid, maupun wanita-wanita pingitan. Wanita yang sedang haid tetap meninggalkan shalat, namun mereka dapat menyaksikan kebaikan dan dakwah kaum Muslim. Aku bertanya,
“Wahai Rasulullah, salah seorang di antara kami ada yang tidak memiliki jilbab?” Rasulullah saw. menjawab, “Hendaklah saudarinya meminjamkan jilbabnya kepadanya.” (HR Muslim).
Hadis ini, di samping, menunjukkan kewajiban wanita untuk mengenakan jilbab ketika hendak keluar rumah, juga memberikan pengertian jilbab; bahwa yang dimaksud dengan jilbab bukanlah pakaian sehari-hari yang biasa dikenakan dalam rumah. Sebab, jika disebutkan ada seorang wanita yang tidak memiliki jilbab, tidak mungkin wanita itu tidak memiliki pakaian yang biasa dikenakan dalam rumah. Tentu ia sudah memiliki pakaian, tetapi pakaiannya itu tidak terkategori sebagai jilbab.
Kata yudnîna merupakan bentuk mudhâri’ dari kata adnâ. Kata adnâ berasal dari kata danâ yang berarti bawah, rendah, atau dekat. Dengan demikian, kata yudnîna bisa diartikan yurkhîna (mengulurkan ke bawah).[9] Meskipun kalimat ini berbentuk khabar (berita), ia mengandung makna perintah; bisa pula sebagai jawaban atas perintah sebelumnya.[10]
Berkaitan dengan gambaran yudnîna ‘alayhinna, terdapat perbedaan pendapat di antara para mufassir. Menurut sebagian mufassir, idnâ’ al-jilbâb (mengulurkan jilbab) adalah dengan menutupkan jilbab pada kepala dan wajahnya sehingga tidak tampak darinya kecuali hanya satu mata. Di antara yang berpendapat demikian adalah Ibnu Abbas, Ibnu Sirrin, Abidah as-Salmani,[11] dan as-Sudi.[12] Demikian juga dengan al-Jazairi, an-Nasafi, dan al-Baidhawi.[13]
Sebagian lainnya yang menyatakan, jilbab itu diikatkan di atas dahi kemudian ditutupkan pada hidung. Sekalipun kedua matanya terlihat, jilbab itu menutupi dada dan sebagian besar wajahnya. Demikian pendapat Ibnu Abbas dalam riwayat lain dan Qatadah.[14]Adapun menurut al-Hasan, jilbab itu menutupi separuh wajahnya.[15]
Ada pula yang berpendapat, wajah tidak termasuk bagian yang ditutup dengan jilbab. Menurut Ikrimah, jilbab itu menutup bagian leher dan mengulur ke bawah menutupi tubuhnya,[16] sementara bagian di atasnya ditutup dengan khimâr (kerudung)[17] yang juga diwajibkan (QS an-Nur [24]: 31).
Pendapat ini diperkuat dengan hadis Jabir ra. Jabir ra. menceritakan: Dia pernah menghadiri shalat Id bersama Rasulullah saw. Setelah shalat usai, Beliau lewat di depan para wanita. Beliau pun memberikan nasihat dan mengingatkan mereka. Di situ Beliau bersabda,
“Bersedakahlah karena kebanyakan dari kalian adalah kayu bakar neraka.” Lalu seorang wanita yang duduk di tengah-tengah wanita kaum wanita yang kedua pipinya kehitam-hitaman (saf’â al-khaddayn) bertanya, “Mengapa wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, “Karena kalian banyak mengadu dan ingkar kepada suami.” (HR Muslim dan Ahmad).
Deskripsi Jabir ra. bahwa kedua pipi wanita yang bertanya kepada Rasulullah saw. kedua pipinya kehitam-hitaman menunjukkan wajah wanita itu tidak tertutup. Jika hadis ini dikaitkan dengan hadis Ummu Athiyah yang mewajibkan wanita mengenakan jilbab saat hendak mengikuti shalat Id, berarti jilbab yang wajib dikenakan itu tidak harus menutup wajah. Sebab, jika pakaian wanita itu bukan jilbab atau penggunaannya tidak benar, tentulah Rasulullah saw. akan menegur wanita itu dan melarangnya mengikuti shalat Id. Di samping hadis ini, terdapat banyak riwayat yang menceritakan adanya para wanita yang membuka wajahnya dalam kehidupan umum.
Penafsiran ini juga sejalan dengan firman Allah Swt. dalam QS an-Nur (24) ayat 31: Wa lâ yubdîna zînatahunna illâ mâ zhahara minhâ (dan janganlah mereka menampakkan kecuali yang biasa tampak daripadanya). Menurut Ibnu Abbas, yang biasa tampak adalah wajah dan dua telapak tangan. Ini adalah pendapat yang masyhur menurut jumhur ulama.[18] Pendapat yang sama juga dikemukakan Ibnu Umar, Atha’, Ikrimah, Said bin Jubair, Abu asy-Sya’tsa’, adh-Dhuhak, Ibrahim an-Nakhai,[19] dan al-Auza’i.[20] Demikian juga pendapat ath-Thabari, al-Jashash, dan Ibnu al-’Arabi.[21]
Meskipun ada perbedaan pendapat tentang wajah dan telapak tangan, para mufassir sepakat bahwa jilbab yang dikenakan itu harus bisa menutupi seluruh tubuhnya, termasuk di dalamnya telapak kaki. Hal ini didasarkan pada Hadis Nabi saw.:
“Siapa saja yang menyeret bajunya lantaran angkuh, Allah tidak akan melihatnya pada Hari Kiamat.” Ummu Salamah bertanya, “Lalu bagaimana dengan ujung-ujung pakaian kami?” Beliau menjawab, “Turunkanlah satu jengkal.” Ummu Salamah bertanya lagi, “Kalau begitu, telapak kakinya tersingkap.” Lalu Rasulullah saw. bersabda lagi, “Turunkanlah satu hasta dan jangan lebih dari itu.” (HR at-Tirmidzi).
Berdasarkan hadis ini, jilbab yang diulurkan dari atas hingga bawah harus bisa menutupi dua telapak kaki wanita. Dalam hal ini, para wanita tidak perlu takut jilbabnya menjadi najis jika terkena tanah yang najis. Sebab, jika itu terjadi, tanah yang dilewati berikutnya akan mensucikannya. Ahmad, Abu Dawud, at-Tirmidzi, dan Ibnu Majah meriwayatkan dari Ummu al-Walad Abdurrahman bin Auf; ia pernah bertanya kepada Ummu Salamah ra. tentang ujung pakainnya yang panjang dan digunakan berjalan di tempat yang kotor. Ummu Salamah menjawab bahwa Rasulullah saw. pernah bersabda: Yuthahhiruhu mâ ba’dahu (Itu disucikan oleh apa yang sesudahnya).
Selanjutnya Allah Swt. berfirman: Dzâlika adnâ an yu’rafna falâ yu’dzayn (Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal sehingga mereka tidak diganggu). Maksud kata dzâlika adalah ketentuan pemakaian jilbab bagi wanita, sedangkan adnâ berarti aqrab (lebih dekat).[22] Yang dimaksud dengan lebih mudah dikenal itu bukan dalam hal siapanya, namun apa statusnya. Dengan jilbab, seorang wanita merdeka lebih mudah dikenali dan dibedakan dengan budak.[23] Karena diketahui sebagai wanita merdeka, mereka pun tidak diganggu dan disakiti.
Patut dicatat, hal itu bukanlah ‘illat (sebab disyariatkannya hukum) bagi kewajiban jilbab yang berimplikasi pada terjadinya perubahan hukum jika illat-nya tidak ada. Itu hanyalah hikmah (hasil yang didapat dari penerapan hukum). Artinya, kewajiban berjilbab, baik bisa membuat wanita Mukmin lebih dikenal atau tidak, tidaklah berubah.
Ayat ini ditutup dengan ungkapan yang amat menenteramkan hati: Wa kâna Allâh Ghafûra Rahîma (Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang). Karena itu, tidak ada alasan bagi manusia untuk tidak bertobat kepada-Nya jika telah terlanjur melakukan perbuatan dosa dan tidak menaati aturan-Nya.

[1] As-Suyuthi, al-Durr al-Mantsûr, vol. 5 (Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiyyah, 1990), 414-415.
[2] Az-Zamakhsyari, al-Kasyâf, vol. 3 (Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiyyah, 1995), 542.
[3] Al-Qasimi, Mahâsin al-Ta’wîl, vol. 8 6 (Beirut: Dar al-Kutub al-Kutub al-Ilmiyyah, 1997), 112.
[4] Al-Quthubi, al-Jâmi’ li Ahkâm al-Qur’ân, vol. 13 (Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiyyah, 1993), 156; Ibnu al-’Arabi, Ahkâm al-Qur’ân, vol. 3 (Beirut: Dar al-Kutub al-’Ilmiyyah, ), 382; al-Nasafi, madârik al-Tanzîl, vol. 2 (Beirut: Dar al-Kutub al-’Ilmiyyah, 2001), 355; Mahmud Hijazi, al- Tafsîr al-Wadhîh (Dar at-Tafsir, 1992), 625.
[5] Az-Zamakhsyari, al-Kasyâf, vol. 3, 542.
[6] Wahbah al-Zuhayli, Tafsîr al-Munîr, vol. 11 (Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiyyah, 1991), 106; al-Wahidi al-Naysaburi, al-Wasîth fî Tafsîr al-Qur’ân al-Majîd, vol. 3 (Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiyyah, 1994), 482; al-Baghawi, Ma’âlim al-Tanzîl, vol. 3 (Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiyyah, 1993), 469; al-Khazin, Lubâb al-Ta’wîl wa fî Ma’â nî al-Tanzîl, vol. 3 (Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiyyah, 1995), 437.
[7] Al-Baqa’i, Nazhm Durar fî Tanâsub al-Ayât wa al-Suwar, vol. 6 (Beirut: Dar al-Kutub al-Kutub al-Ilmiyyah, 1995), 135.
[8] Al-Baqa’i, Nazhm Durar, 135.
[9] Azl-Zamakhsyari, al-Kasyâf, vol. 3, 542; al-Alusi, Rûh al-Ma’ânî, vol. 11 (Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiyyah, 1994), 264;
[10] Al-’Ajili, al-Futûhât al-Ilâhiyah, vol. 6 (Beirut: Dar al-Fikr, t.t. ), 102.
[11] Ath-Thabari, Jâmi’ al-Bayân fî Ta’wîl al-Qur’ân, vol. 10 (Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiyyah, 1992), 231-231.
[12] Al-Alusi, Rûh al-Ma’ânî, vol. 11, 264; Abu Hayyan al-Andalusi, Tafsîr al-Bahr al-Muhîth, vol. 7 (Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiyyah, 1993), 240.
[13] Al-Jazairi, Aysâr al-Tafâsîr li Kalm al-’Aliyy al-Kabîr, vol. 4 (tt: Nahr al-Khair, 1993), 290,291; al-Nasafi, madârik al-Tanzîl, vol. 2, 355 al-Baydhawi, Anwâr al-Tanz lî Asrâr al-Ta’wîl, vol. 2 (Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiyyah, 1988), 252.
[14] Al-Alusi, Rûh al-Ma’ânî, vol. 11, 264; al-Quthubi, al-Jâmi’ li Ahkâm al-Qur’ân,
[15] 156; al-Thabari, Jâmi’ al-Bayân, vol. 10, 231
[16] Ibnu Katsir, Tafsîr al-Qur’ân al’Azhîm, vol. 3 (Riyadh: Dar ‘Alam al-Kutub, 1997), 637
[17] Said Hawa, al-Asâs fî Tafsîr, vol. 8 (tt: Dar as-Salam, 1999), 4481.
[18] Ibnu Katsir, Tafsîr al-Qur’ân al’Azhîm, vol. 3, 253.
[19] Ibnu Katsir, Tafsîr al-Qur’ân al’Azhîm, vol. 3, 253.
[20] As-Syatqithi, Adhwâ’ al-Bayân fî Idhâh al-Qur’an, vol. 5 (Beirut: Dar al-Fikr, 1995), 512; al-Baghawi, Ma’âlim al-Tanzîl, vol. 3, 287.
[21] Ath-Thabari, Jâmi’ al-Bayân, vol. 9, 301; al-Jashash, Ahkâm al-Qur’ân, vol. 3 (Beirut: Dar al-Fikr, 1993), 360; Ibnu al-’Arabi, Ahkâm al-Qur’ân, vol. 3, 382.
[22] Al-Qinuji, Fath al-Bayân fî Maqâshîd al-Qur’ân, vol. 11 (Qathar: Dar Ihya’ al-Turats al-Islami, 1989), 143.
[23] Ibnu Juzyi al-Kalbi, al-Tasyhîl li ‘Ulûm al-Tanzîl, vol. 2 (Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiyyah, 1995), 197; Ibn ‘Athiyyah, al-Muharrar al-Wajîz fî Tafsîr al-Kitâb al-’Azîz, vol.4 (Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiyyah, 1993), 399.

Friday, January 7, 2011

Jatuh Cinta Pada Syria

Catatan kali ini, sekadar ingin berkongsi bagaimana dgn membaca tentang Syria ana telah jatuh cinta. Ramai teman-teman yang ingin dan seronok memperkatakan tentang Eropah, Paris dan Rom. Namun sejak kali pertama ke sini, ana terlalu ingin ke Syria, biarpun belum berkesempatan. Ana baca catatan perjalanan sahabat-sahabiah yang kesana, menambahkan lagi cinta ana pada bumi Syria. Syria@Syams adalah titik permulaan cahaya kenabian Rasulullah SAW diakui oleh pendeta Nasrani, Buhaira. Dari titik ini, ana gariskan lagi kenapa Syria bisa membuat ana jatuh cinta.

Syria terletak di timur Laut Mediterranean. Syria bersempadan dengan Turki di sebelah utara dan Palestin di sebelah barat. Syria juga bersempadan dengan Iraq di timur dan Jordan di selatan. Syria mencapai kemerdekaan dari Perancis pada tahun 1946. Sama seperti Mesir, yang turut dijajah Perancis. Kesan jajahan Perancis dapat dilihat menerusi penyebaran agama Kristian, penggunaan bahasa Perancis sebagai bahasa kedua selepas bahasa Arab. Dan tak kurang juga hasil binaan dan budaya.

Namun, semua itu tidak menlenyapkan tamadun Islam di bumi Syria. Makam putera Nabi Adam, Habil yang dibunuh oleh Qabil terletak di bumi Syria. Ia adalah pembunuhan pertama yang dimuka bumi ini. Antara destinasi yang ingin saya kunjungi di Syria adalah Damsyik. Disini, terdapat makam Bilal Bin Rabah (muazzin pertama dalam sejarah Islam), Abdullah Ibn Jaafar, Muawiyah Ibn Abi Sufyan, Ummu Salamah, Ummu Habibah (isteri-isteri Nabi SAW), sebahagian dari imam 12 (Jaafar As-Sodiq, Ali Zainal Abidin dan Muhammad Al-Baqir) dan cucu cicit Nabi (Riqayyah dan Fatimah). Makam Salahuddin Al-Ayubi dan Nuruddin Zaki juga terdapat di bumi Damsyik. Tidak ketinggalan makam nabi Yahya.

Kemudian, ana ingin ke Aleppo, untuk ke Jami' Umawi menziarah makam Nabi Zakaria, lalu ke Jami' Karamah untk melihat yang dikatakan bekas tapak kaki Rasulullah SAW. Tidak ketinggalan untuk ke, Bimaristan Al Argouni iaitu sebuah Hospital zaman Islam yang beroperasi sejak zaman khilafah umayyah hingga akhir kurun ke-19. Dan ana tidak akan lepaskan peluang ke Homs untuk melawat Jami’ Khalid ibn Walid. Di situ terdapat makan Khalid ibn Walid dan Abdullah bin Umar. Di Homs juga, pusingan kincir air yang berusia ribuan tahun yang membekalkan sumber air bagi aktiviti pertanian. Sememangnya Syria merupakan bumi yang subur sejak dahulu lagi. Di sini terdapat pelbagai jenis tumbuhan misalnya pokok zaitun, tin, anggur, epal dan bermacam-macam lagi.

Tidak dilupakan Masjid Umawi yg terletak ditengah bandar Damsyik, menariknya di masjid itu, selain menempatkan pelbagai makam, ada empat menara yang salah satunya dinamakan Menara Isa. Menara Isa itu dikatakan menjadi tempat turunnya Nabi Isa as pada akhir zaman nanti. Selain menara, terdapat empat mimbar yang membawa maksud ada empat mazhab diamalkan di sini. Apabila bersembahyang, ada empat imam mengimamkan solat mengikut mazhab masing-masing sama ada Syafie, Hambali, Maliki dan Hanafi.

Lalu, destinasi pilihan adalah Bosra, yang mengambil masa empat jam perjalanan dari Damsyik, terletak bersempadan dengan Jordan. Di kiri kanan jalan dipenuhi deretan pokok zaitun serta padang pasir. Antara yang menarik ialah Colleseum, bangunan prasejarah yang masih berdiri megah meskipun sudah dibina 2000 sebelum Masihi.Ingin melawat madrasah Ibn Kathir serta Jami’ Al Umari yang dibina oleh Umar Al-Khattab serta melihat gereja Buhaira, pendeta yg mengenali kenabian Rasulullah SAW ketika baginda berniaga ke Syam.





Monday, November 1, 2010

Misteri Tasik Galilee

MISTERI TASIK GALILEE
Sumber: http://lacesofourlove.blogspot.com/2010/10/paras-terkini-air-tasik-galilee.html

Paras air Tasik Galilee semakin teruk merosot semenjak Israel menguasai sumber air di tasik ini..Antara punca2 kepada kemerosotan ini mengikut sumber dari akhbar yahudi Jerusalem post adalah disebabkan kegiatan tindakan rakus Israel melengcongkan anak2 sungai yg mengalir ke Sg. Jordan, Israel mengawal air yg mengalir dari tasik ini semenjak lebih kurg. 30tahun dulu dan mengepam sumber air dari tasik ini bagi tujuan pengairan di kawasan2 lain di Israel,serta bagi memenuhi keperluan penduduk Yahudi yang akan berkunjung ke situ pada setiap hari Sabtu yang merupakan hari yang penting dalam masyarakat Yahudi. Akibat dari tindakan rakus ini, tasik galilee dah semakin susut dgn teruk yg tidak pernah berlaku dlm sejarah [berlaku dizaman kita tidak berlaku di zaman ibubapa kita] dan dijangka akan menjadi semakin susut menjelang musim panas ini.

DIMANA TASIK GALILEE?


Kalau kita tengok pada gambar Tasik Galilee ini terletak dalam wilayah Israel hari ini. Tasik yang mempunyai air tawar terendah di dunia ini seluas lebih kurang 53 kilometer dan sedalam lebih daripada 200 meter. Nama Tiberias diambil daripada nama seorang Kaisar Rom bernama Tiberias. Selain itu kota Tiberias juga dikenali dengan nama Galilee atau Galileadan banyak nama lain. Majoriti penduduknya ialah orang-orang Yahudi. Kota dan tasik ini menjadi destinasi pelancongan di Israel dan pada setiap hari Sabtu (hari cuti bagi agama Yahudi) ia akan dipenuhi dengan kaum Yahudi untuk mereka berekreasi. Banyak hotel mewah, kedai dan restoran di sini.

DAJJAL DAN TASIK GALILEE

Tasik Galilee/Tiberias ada disentuh dalam sebuah hadis popular yang mengisahkan pengembaraan seorang sahabat bernama Tamim ad-Dari. Menurut Sahih Muslim, Tamim ad-Dari pernah belayar bersama-sama 30 orang. Setelah sebulan berada di lautan (kemudiannya digambarkan oleh Rasulullah sebagai satu kawasan di laut Syam ataupun laut Yaman), mereka tiba ke sebuah pulau. Di pulau itu mereka bertemu dengan satu makhluk yang banyak bulunya (bigfoot?) dan boleh berkata-kata hinggakan mereka tidak dapat menentukan bahagian depan dan belakang makhluk itu. Selepas berdialog beberapa ketika, makhluk itu membawa mereka ke sebuah gua. Di sana mereka ketemu seorang manusia (kemudiannya dimaklumi sebagai Dajjal) yang besar tubuh badannya dalam keadaan dirantai tangan dan kakinya (pasung). Kemudian manusia itu bersoal jawab dengan rombongan Tamim ad-Dari tentang beberapa hal. Salah satu daripada persoalannya ialah:
Manusia itu berkata, “Ceritakan kepadaku tentang Tasik Tibriyyah.”
Mereka menjawab, “Apa yang engkau hendak tahu tentangnya?”
Dia berkata, “Apakah tasik itu masih berair?”
Mereka menjawab “Ya.”
Katanya lagi, “Sesungguhnya air tasik itu hampir kering.”…..
[Ringkasan daripada Sahih Muslim]

Dari hadis Sahih ini dapat menjelaskan pada kita bahwa Dajjal itu adalah individu(manusia) bukanlah sesuatu bangsa, satu ideologi atau mitos agama semata2 dan telah dicomfirmkan sendiri oleh Nabi kita didalam hadis tersebut.Disini terdapat 2 teori yang dijelaskan mengenai fizikal Dajjal semasa dipasung seperti yang diperkatakan dalam hadis ini, iaitu makhluk yang berbadan besar. Menurut buku yang saya baca dalam “Membongkar Misteri Dajjal”
(1) beliau mengatakan Dajjal ini umurnya dipanjangkan oleh Allah dan ia lahir sewaktu di zaman Nabi Sulaiman lagi yang mana manusia di zaman itu berbadan(fizikalnya) lebih besar.
(2) Teori seterusnya Dajjal itu hasil dari cantuman [campuran] manusia dan jin, maka kebolehannya utk merubah rupabentuk Dajjal itu tidak mustahil dan merupakan fitnah Dajjal kepada semua manusia yg akan menganggap dia adalah raksasa atau makhluk berbadan besar..Wallahu Alam

KEMUNCULAN YAKJUJ MAKJUJ

Cerita pengeringan Tasik Tiberias ini disebut juga dalam hadis tentang Yakjuj Makjuj, namun Yakjuj Makjuj datang selepas kemunculan Al-Mahdi dan Nabi Isa as.

“…Mereka (Yakjuj Makjuj) melalui Tasik Tibriah yang mana barisan pertamanya menghabiskan kesemua air yang ada di tasik tersebut…”

Dari ringkasan hadis diatas..menerangkan tentang Yakjuj Makjuj dari barisan pertama [golongan induk] yg akan menghabiskan kesemua air di tasik itu, kemudian dtg pula barisan Yakjuj Makjuj yg seterusnya mengatakan dulu disini ada air.

Ini menunjukan fakta Yakjuj Makjuj ini sudah lama bebas dan tembok yg menghalangnya sudah lama runtuh. Bangsa Yahudi Zionis yang ada kat Israel skrg adalah barisan pertama yg akan mengeringkan Tasik Galilee nih dgn asbab2 seperti yg saya ceritakan di atas.

YAHUDI ZIONIS yang memerintah Israel sekarang ini bukan dari keturunan Bani Isreal [NABI ISHAQ]. Mereka menipu seluruh penduduk dunia dengan mengaku sebagai Bani Israel padahal mereka ialah bangsa Khazars yang ganas dan bengis dari selatan Russia, induk Yakjuj dan Makjuj yang telah dilepaskan dari tembok Zulkarnain seperti yang dijanjikan di dalam alQuran.Misteri ini kian terbongkar.

Fakta lain yang menyokong dakwaan tembok Yakjuj & Makjuj telah lama terbuka ialah berdasarkan keterangan Allah swt di bawah:

“…Maka mereka… tidak dapat menebuknya…”; al-Kahfi:97

Ayat menyatakan mereka tidak dapat “menebuk” tembok tersebut. Beribu-ribu tahun Allah swt memelihara tembok tersebut, dan tiada satu makhluk pun di seluruh alam ini mampu “menebuk” tembok kecuali dengan keizinan Allah swt, iaitu apabila Allah swt mengizinkan Yakjuj dan Makjuj dilepaskan.

Sebaliknya telah disebutkan dalam Sahih Al-Bukhari dan Sahih Muslim bahwa Nabi saw bersabda: “Telah mulai terbuka hari ini dari dinding Yakjuj dan Makjuj sebesar (lubang) ini.” Rasulullah membuat lingkaran dengan dua jarinya, ibu jari dan jari telunjuk.
(HR. Al-Bukhari dari Zainab bintu Jahsyin radhiyallahu ‘anha).

Apakah maksud hadis apabila dibaca bersama ayat 97 Surah Al-Kahfi yang menyatakan Yakjuj & Makjuj “tidak dapat menebuknya”? Ini membuktikan Allah swt telah melepaskan mereka kerana fakta tembok berlubang membuktikan mereka telah berjaya menebuk tembok. Tembok tidak akan berlubang jika tidak boleh ditebuk!!

Untuk penerangan alternatif lebih munasabah ialah berdasarkan tafsiran melalui buku An Islamic View of Gog and Magog in the Modern World dan rujukan dan pemahaman tambahan boleh diperolehi daripada buku Sūrah al-Kahf and the Modern Age dari tulisan Maulana Imran Hosein

MUNCULNYA DAJJAL DARI KHURASAN

Saya percaya bandar Dubai di tanah Arab di sana merupakan tempat di mana Al-Masih bakal muncul, di situlah segala-galanya berkumpul. Sama seperti kes mengenai Tasik Galilee, iaitu satu tempat diberi banyak nama oleh banyak kaum dan bahasa, namun tempat itu kekal tempat yang sama,begitu juga tempat yang bernama Khurasan, Teori Dajjal telah muncul dari Khurasan adalah berdasarkan dari hadith Nabi yang berbunyi;

“Dajjal akan keluar dari negeri sebelah timur yang bernama Khurasan.” (Riwayat Tirmizi dan Hakim)

Untuk mengukuhkan lagi fakta berkaitan daerah Khurasan ini, saya cuba bertanyakan beberapa soalan kepada seorang penulis buku “Membongkar Misteri Dajjal” Penulis buku itu menjelaskan kepada saya dan mengiyakan pandangan bahawa Dubai juga berada dalam daerah Khurasan.Baca hadis biasa dan masyhur tentang akhir zaman dalam hadis 40 kitab Imam Nawawi, pada topik hadis Iman, Islam dan Ehsan.Berikut adalah petikan akhir hadis tersebut.

Beritahukan aku tentang hari kiamat (bilakah kejadiannya)”. Beliau bersabda: “ Yang ditanya tidak lebih tahu dari yang bertanya “. Dia berkata: “ Beritahukan aku tentang tanda-tandanya “, beliau bersabda: “ Jika seorang hamba melahirkan tuannya dan jika engkau melihat seorang bertelanjang kaki dan dada, miskin dan penggembala domba, (kemudian) berlomba-lomba meninggikan bangunannya…”

Menurut pendapat beliau hadis ini (lokasi Dubai) adalah menepati hadis ini. Bukankah kaum yang tinggal di jarizah Arab termasuk di Dubai pada asalnya hanyalah pengembala kambing di gurun-gurun panas. Kini Dubai bangga dengan al Burj dan bangunan tinggi terus dibina dan kini Riyadh mahu menandingi al Burj. Semua ini menepati kalam nabi dari hadis di atas.
Nabi Muhammad saw melabelkan Khurasan sebagai tempat di mana Al-Masih Dajjal sanggup menunjukkan mukanyaTidakkah kita terfikir,mana mungkin ada tempat yang namanya seakan Khurasan akan mudah dikesan oleh mana-mana manusia, kalau begitu kanak-kanak juga mampu mengesan di mana Khurasan yang dimaksudkan. Ingin saya berkongsikan, terdapat 1 berhala besar sedang dibangunkan dekat2 dengan Dubai, dan yang membangunkan itu “sedang kena” dengan 1 fakta hadis sahih tentang tanda sebelum kemunculan Al-Masih.

Salam peringatan dari Nabi S.A.W telah direkodkan sejak 1400 Hijrah dalam banyak hadis2 sahih dan ianya benar2 terjadi pada zaman kita. Hadis itu berkenaan dengan sekumpulan wanita di akhir zaman akan menari2 di depan berhala besar dan tinggi, sedangkan Islam pernah sampai ke situ, saya lampirkan juga hadis itu dibawah, walaupun saya berniat utk membiarkan kamu sendiri mencari dan menemukan hadis itu kerana perkara yang kita cari sendiri lazimnya pasti kekal di minda kita, berbanding perkara-perkara yang kita dapat dengan muda, mengikut kefahaman saya.

Kitab : KITAB BERBAGAI FITNAH (CUBAAN) DAN TANDA TANDA HARI KIAMAT
Bab : Bab Tidak akan berlaku Kiamat Sehingga Bani Daus Menyembah Berhala Zal Khalasah
5173 Hadis Abu Hurairah r.a katanya:

Rasulullah s.a.w bersabda: Tidak akan berlaku Kiamat sehinggalah perempuan-perempuan tua Bani Daus memukul gendang sambil mengelilingi (untuk menyembah) Zal-Khalasah iaitu berhala yang disembah oleh Bani Daus pada zaman Jahiliyah di Tabalah.


Diambil dari http://1khalifah.wordpress.com/2010/10/13/lokasi-tasik-galilee/

Tuesday, October 26, 2010

Zikrullah dapat mengeratkan kasih kita pada Yang Esa

Zikir yang paling utama dan tinggi darjatnya adalah 'Laailaha illallah'. Sabda Rasulullah SAW 'Zikir yang paling utama adalah 'Laailaha illallah' dan doa yang paling utama adalah 'Alhamdulillah'

Kelebihan:
1.     Di dalam hadis bahawa zikir yang tidak terhad kepada sebarang masa, tempat dan alasan ialah ‘Laailaha illallah’. Ia merupakan zikir yang cemerlang. Di dalam hadis yang lain bahawa ia adalah bentuk kebaikan yang tertinggi.

2.     Di dalam hadis yang lain bahawa Rasulullah SAW telah bersabda: pada hari kiamat orang yang paling beruntung mendapat syafaatku ialah orang yang banyak membaca kalimah ‘Laailaha illallah’ dengan hatinya dan jiwanya iaitu dengan hati yang ikhlas.

3.     Di dalam hadis yang lain, Rasulullah SAW bersabda: Orang yang membaca ‘Laailaha illallah’ di dalam keadaan penuh keikhlasan di dalam hatinya atau iman bersamaan dengan sebiji barli, maka ia akan dikeluarkan dari neraka jahanam. Dan orang yang membaca kalimah ini dan di dalam hatinya terdapat keikhlasan atau iman bersamaan sebesar biji gandum maka ia akan dikeluarkan dari api neraka jahanam dan orang yang membaca dengan penuh kebaikan atau iman maka ia juga akan dikeluarkan dri api Neraka Jahanam.

4.     Di dalam hadis lain terdapat: Orang yang membaca kalimah ‘Laailaha illallah’ dari hatinya, ia pasti akan memasuki syurga walaupun ia melakukan dosa seperti berzina dan mencuri, walaupun ia melakukan zina dan mencuri, walaupun ia melakukan zina dan mencuri. (Nabi SAW telah mengulangkannya sebanyak 3 kali)

5.     Hadis lain: Rasulullah SAW bersabda: Hendaklah kamu sentiasa perbaharui iman kamu. Para sahabat Rasulullah SAW berkata ‘Wahai Rasulullah SAW, bagaimanakah kami perbaharui iman kami? Rasulullah SAW menjawab ‘ucapkanlah Laailaha illallah sebanyaknya’.

6.     Hadis lain: Rasulullah SAW bersabda: Tiada yang dapat menghalang kalimah ‘Laailaha illallah’ sampai kepada Allah

7.     Hadis lain: Zikir ‘Laailaha illallah’ tidak akan meninggalkan satu dosa pun di belakang dan tiada satu amalan yang menyamainya.

8.     Hadis lain: Jika tujuh petala langit dan bumi diletakkan di satu dacing dan dengan kalimah ‘Laailaha illallah’ diletakkan di atas dacing  yang lain, maka (kalimah) lebih berat lagi.

9.     Dalam hadis: Apabila seorang hamba mengucapkan kalimah ‘Laailaha illallah’ dengan ikhlas hati, maka pintu langit terbuka bagi kalimah ini sehingga ia sampai ke Arasy, dengan syarat ia menjauhkan diri dari dosa besar.